Pengenjek (12/09) – Sudah
menjadi tradisi umat Islam diseluruh penjuru dunia. Mereka berkumpul di masjid,
mushalla bahkan di lapangan yang luas untuk menyerukan syiar Islam sambil
mengucapkan kalimat Takbiran. Mereka datang bersama keluarga, kerabat, teman
kerja bahkan ada pula yang datang sendiri. Namun kedatangan mereka semata-mata untuk
melaksanakan Shalat Iedul Adha yang dirayakan tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah
1437 H. Begitupun pula terlihat Jama’ah Masjid Al-Muthmainnah Desa Pengenjek
datang berduyun-duyun, berpakaian sopan, bersih dan rapi yang menunjukkan
suasana religi pada hari syakral tersebut.
Tepat
pukul 06.00 Wita himbauan dari petugas masjid melalui pengeras suara (speaker)
terdengar mengumumkan tentang pelaksanaan Shalat Iedul Adha kepada jama’ah bini (perempuan). Karena
semenjak tahun 1960an bahwa setiap pelaksanaan shalat Hari Raya Iedul Fitri maupun
Iedul Adha dilaksanakan secara bergiliran. Diawali shalat Ied untuk jama’ah
bini kemudian dilanjutkan nanti Shalat Ied bagi jama’ah lelaki (laki). Ditanya seputar perbedaan
perlakuan tersebut, Abdul Manan, S.Ag. menjelaskan: “Bahwa sudah menjadi
tradisi sejak renovasi Masjid yang dahulu dikarenakan daya tampung masjid yang dapat
menampung jama’ah sekitar 300 orang, tetapi jumlah jama’ah kami saat ini
mencapai 1.500an orang jama’ah.” jelas pria yang menjabat Ketua Pengurus Masjid
ini.
Dari
pantauan redaksi, terlihat barisan shaf jama’ah bini terlihat hingga di luar
Masjid. Barisan saf yang berjejer rapi dan tidak sedikit dari jama’ah bini datang
menyerahkan amal untuk pembangunan masjid kepada panitia yang sudah dibentuk
sebelumnya. Besar dan jumlah amal untuk pembangunan masjid tersebut diumumkan
sebelum pelaksanaan Shalat Ied dimulai sebagaimana yang dituturkan oleh
Awaludin,S.Pd. (35): “Kami dalam masa penggalangan dana untuk merencanakan
renovasi dan mudah-mudahan dapat terwujud,
mohon do’anya” tutur pria yang menjabat sebagai Panitia Qurban tahun ini.
Dan
shalat Ied untuk jama’ah bini dipimpin oleh seorang imam laki dan tanpa khutbah
yang biasa kita dengar ditempat yang lain. Tetapi untuk khutbah peringatan
Iedul Adha akan disampaikan pada saat shalat Iedul Adha bagi jama’ah laki
selesai.
Sedikit berbeda
dengan jama’ah bini, barisan shaf untuk
jama’ah laki hanya memenuhi pelataran masjid. Pemandangan ini dikarenakan
banyak diantara jama’ah laki yang masih bekerja diluar daerah sehingga shaf
jama’ah laki tidak sebanyak jama’ah bini.
Kekhusyukan dari jama’ah
pada saat melaksanakan Shalat Ied dapat dirasakan. Terlihat pada saat Khatib
menyampaikan isi khutbah tentang sejarah Qurban dan nilai yang terkandung dalam
ajaran Qurban itu sendiri. (AA)