Social Icons

"BAALIGU ANNII WALAU AAYAT"

Kamis, 08 September 2016

MENDAMBAKAN GURU IDOLA


   
Pendahuluan
Berbicara tentang dunia pendidikan tidak ada batasnya. Mulai dari dinamika periodesasi kurikulum sampai dengan output yang dihasilkan oleh produk kurikulum itu sendiri. Berdasarkan sejarah, periodesasi Kurikulum di Indonesia mengalami beberapa kali perubahan. Sejak berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan saat ini  sistem pendidikan di negara kita mengalami pergantian Kurikulum Pendidikan sebanyak 10 (sepuluh) kali perubahan yakni dari tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan 2013. Pergantian terhadap kurikulum tersebut disertai dengan dasar dan alasan
yang kuat sehingga dapat diterima oleh masyarakat di dunia pendidikan. Tujuan dari periodesasi Kurikulum yang ditandai dengan pergantian kurikulum dari waktu ke waktu tersebut adalah untuk menyempurnakan struktur kurikulum sebelumnya yang disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
            Menindaklanjuti pemberlakuan kurikulum pendidikan yang berlaku saat ini yakni Kurikulum 2013 (Kurtilas) yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Pembelajaran Kurikulum 2013 menitikberatkan pada perubahan prilaku dan pada kompetensi yang ingin dicapai seperti sikap sosial, keterampilan, pengetahuan dan spiritual selain juga cara pembelajarannya yang holistik integratif dan menyenangkan. Dengan model pembelajaran tersebut diharapkan interaksi yang komunikatif dan gembira antara guru dengan peserta didik pada saat penerapan pembelajaran dalam suatu kelas dan lembaga pendidikan dapat terwujud.
            Eksistensi terhadap suatu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan terletak pada interaksi yang berlangsung pada saat pembelajaran di dalam kelas. Seorang guru memiliki peran yang sangat besar dalam mengelola suasana belajar yang berlangsung. Guru harus inovatif dan kreatif dalam guna mendesain model-model pembelajaran didalam kelas sehingga peserta didik akan terasa betah dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran. Upaya yang dilakukan oleh seorang guru harus mampu menarik minat dan semangat peserta didik dalam belajar. Diharapkan juga seorang guru mampu menjadi motivator bagi peserta didik pada saat anak tersebut mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar. Kesulitan tersebut dapat menimbulkan gangguan dan ketidaknyamanan bagi peserta didik dalam berinteraksi dengan teman sekelas, teman sekolah, guru dan masyarakat sekitar. Gangguan tersebut dapat berasal dari diri anak sendiri seperti faktor  “X” yang dimiliki oleh anak ataupun dapat juga berasal dari lingkungan seperti anak yang hidup dalam perceraian orang tua, kekerasan dan lain sebagainya. Dalam kondisi seperti ini guru dituntut untuk mengetahui sifat dan latar belakang yang terdapat pada anak tersebut sehingga kesulitan belajar dapat teratasi dan penilaian masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut akan menjadi lebih baik.
           
  Pengertian Guru “Idola”

Untuk mencari penjelasan tentang konsep guru idola tersebut dapat kita awali dengan memahami pengertian antara “guru” dan “idola”. Menurut analisa penulis bahwa guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam mentransferkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dengan menerapkan konsep pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan kata idola menurut Kamus Buku Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti “menjadi pujaan/dambaan”. Oleh karena itu guru idola dapat diartikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam pentransferan ilmu pengetahuan kepada peserta didik sehingga mereka nyaman dalam melaksanakan pembelajaran dan dengan keberadaan guru tersebut dapat menjadi motivator sekaligus teman yang setia bagi peserta didik. Dengan kata lain bahwa kehadiran guru tersebut lebih bermakna di hadapan peserta didik bila dibandingkan dengan teman bermain.
Untuk menjadi seorang guru idola memang tidak mudah. Dibutuhkan komitmen dan semangat juang dari seorang guru dengan dilandasi sifat sabar dan ikhlas. Selain memiliki kompetensi yang dimiliki oleh lazimnya guru-guru yang lain, guru idola harus mampu menjadi motivator bagi peserta didik dan mampu membangkitkan semangat belajar pada diri peserta didik untuk mengembangkan potensi pada dirinya agar menjadi orang baik dan lebih baik.  Kemampuan guru dalam mengetahui faktor “X’ yang menimbulkan gangguan belajar pada anak tersebut dapat diatasi dengan baik jikalau guru idola sudah bisa bergaul selayak teman sebaya, bermain, dan tertawa bersama.  
      
     Menjadi sosok “Guru Idola”

Untuk menjadi seorang guru idola tidak seperti membalik telapak tangan. Dibutuhkan waktu dan proses yang lama untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan anak. Namun untuk menjadi seorang guru idola tersebut penulis memberikan beberapa tips sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi psikologis anak (peserta didik) 2. Memiliki konsep yang jelas tentang motivasi kepada anak. 3. Membiasakan bertutur kata baik, lemah lembut dan sopan. 4. Membiasakan berkata jujur dan memberikan alasan yang kuat. 5. Membiasakan mengakui kesalahan. 6. Membangun kenyamanan dan kegembiraan dalam kelas maupun di luar kelas.
Dari tips tersebut kita dapat mengintrospeksi diri kita masing-masing yang notabene keseharian kita bergaul dengan lingkungan anak. Semuanya dapat kita wujudkan ketika ada sebuah komitmen yang kuat dalam diri kita. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi kemajuan dunia pendidikan.
 
Blogger Templates